Page 12 - Al Ashri 48.cdr
P. 12
SENI budaya pagi Kak Ola, kenalkan ini adikku, Kia.” Terkadang
ma ma ma ma hanya memandangi tempat makan yang terdapat
orang yang Kak Kaina sapa akan berkata “Lho,
Za nZa nZa n Kaina punya adik, tapi kenapa aku baru tahu ya?”.
Ya, semacam itu, lumayan menyebalkan.
“Nah, akhirnya sampai,” seru Kak Kaina. Aku
ma
ma
tulisan “BUBUR AYAM MANTAP”, tempatnya ramai.
komplekku.
“Bubur ayam dua, yang satu pakai kacang yang
Kata orang, ini adalah bubur ayam terenak di
Aisya Aulia
Aisya Aulia
Aisya Aulia
Kelas 7G satu pakai usus,” Kak Kaina memesan bubur ayam
Kelas 7G
Kelas 7G
dan mencari tempat duduk. Karena tempatnya
tidak terlalu besar, kami satu meja dengan orang
“Kia, makan malam, yuk!”ajak kakakku, Kaina . yang tak kukenal. Tentu saja Kak Kaina kenal.
“ Bentar dulu Kak, lima menit lagi deh.” Empat orang yang satu meja denganku dan
“Cepat Kia, Mama marah tuh.” Kak Kaina mulai Kak Kaina ternyata teman satu les Kak Kaina saat
menakutiku. SMP, dapat aku katakan kalau Kak Kaina punya
“Iya, iya, aku keluar nih.” dengan terpaksa aku banyak teman. Kak Kaina dan empat orang itu
keluar, ya sebelum Kak Kaina mengamuk. Kak berbicara sesuatu yang tidak aku pahami. Seperti
Kaina mengusap kepalaku “Nah, ini baru adik Kak bercerita tentang mereka saat SMP.
Kaina.” Setelah pulang, aku langsung masuk ke
Kami turun ke lantai bawah, aku dan Kak Kaina kamarku dan mulai bermain. Kak Kaina terlihat
menuju ke ruang makan. Mama dan papa sudah sibuk dengan tugasnya, Mama pun sedang masak
menunggu di sana. “Dari mana saja kamu, dan Papa sedang di luar mencuci mobil. Aku
dipanggil gak keluar–luar?” Papa memarahiku senang jika tidak ada yang memarahiku saat
karena sering menghabiskan waktu di kamar saja, bermain game.
aku hanya tersenyum. Lupakan, makanan malam Satu jam berlalu, aku sudah selesai
ini sangat enak menurutku. menamatkan game kesukaanku. Kata orang,
Besok pagi adalah hari Sabtu, dan ini waktu game ini butuh waktu lama menamatkannya,
terbaik main game menurutku. Aku mengambil sekitar tiga sampai empat bulan. Tapi, aku hanya
laptop. Aku bisa menghabiskan empat sampai butuh dua bulan, mudah.
tujuh jam di hari Sabtuku untuk bermain game. Sepertinya orang-orang di rumahku sudah
Tentu saja aku tidak bisa menghindari omelan selesai dengan pekerjaannya. Dan aku harus
Mama atau Kak Kaina yang marah saat aku bersiap dengan Kak Kania, Mama, atau mungkin
bermain game. Papa yang akan memarahiku. Padahal, aku butuh
Hari ini tak biasanya Kak Kaina mengajakku banyak waktu untuk bermain game.
pergi berolahraga. Berjalan mengelilingi komplek Tidak seperti dugaanku, mereka tidak datang
yang besar ini. Alasan pertamaku, aku sedang ke k amarku untuk memarahiku atau
main game. Alasan keduaku karena aku malas. menghentikanku bermain game. Akhirnya, tidak
Kak Kaina bilang bahwa dia ingin makan bubur ada yang menggangguku main. Bunyi mobil, aku
ayam, Aku sudah bilang bahwa bungkus saja melihat keluar, itu Kak Kaina dan Papa yang ingin
untukku. Mama datang dan membantu Kak Kaina pergi ke suatu acara.
untuk bisa membuatku berolahraga pagi. Dengan Walau Papa dan Kak Kaina sudah pergi tapi
terpaksa aku memilih untuk ikut, lebih cepat lebih masih ada Mama. Mama sedang beristirahat
baik. sambil menonton tv dan meminum teh. Aku
Saat berjalan pagi, Kak Kaina terlihat sangat sudah lelah bermain game, aku ingin ikut Mama
semangat, tentu saja karena keinginannya makan menonton tv saja.
bubur ayam kesukaannya. Dia melihatku yang Saat aku menuju Mama, ternyata Mama sudah
sedang kesal, bagaimana tidak aku kan ingin main selesai menonton tv. “Sudah selesai main game-
game. Dia menyapa banyak orang, mulai dari nya?.” tanya Mama, aku hanya menggangguk.
teman SMA-nya, nenek yang tinggal dua rumah di Mama mengajakku pergi ke gudang, gudang
samping rumah kami hingga orang-orang yang dengan isi yang penuh.
aku tidak kenal. Mama mengambil kotak berwarna emas yang
Kadang, Kak Kaina mengajakku berkenalan besarnya sekitar tiga kali kotak sepatu. “Ini isinya
dengan orang yang dia kenal. Seperti, “Selamat mainan Mama dulu, kamu pasti suka,” Mama
10 Al Ashri edisi 48 membuka dan menyerahkannya kepadaku. Dia