Page 41 - 54 Al Ashri TK & MI.cdr
P. 41
TERAS literasi
LITERASI
LITERASI
KOSAKATA
KOSAKATA
Abdul Mutaqin
Mendengar orang mengucapkan “ I n s y a a l l a h ”, “ I n s y a A l l o h ”, Rasanya, sulit mencari padanan
ungkapan “Insyaallah” akan baik- “Inshaallah” atau “Insha Allah”. k a t a u n t u k M a j e l i s
baik saja. Akan tetapi, ia belum tentu Seolah kata serapan itu mutlak akan Permusyawaratan Rakyat (MPR)
baik-baik saja dalam ragam tulis. Bisa mengubah arti apabila salah dalam atau Dewan Perwakilan Rakyat
jadi, karena bahasa tulis terikat penulisannya. Begitulah. (DPR) dalam bahasa asli Indonesia
dengan kaidah yang lebih ketat. yang simpel dan efektif. “Tempat
K o s a k a t a l a l u m e n j a d i Kata Serapan Duduk Tukar Pendapat Untuk Urusan
perbincangan dalam bahasa tulis, Anak Bangsa” atau “Tempat
tidak dalam bahasa tutur. Serius Boleh dikata, bahasa Indonesia itu Berkumpul Para Pengganti
sekali perbincangan itu, hampir- sangat terbuka. Ia banyak menyerap Untuk Urusan Anak Bangsa”
hampir seserius membincangkan kata-kata dari bahasa lain, baik yang rasanya tak elok di telinga untuk
per s oal an “ keyaki nan” at au berasal dari bahasa daerah maupun menggantikan akronim lembaga
persoalan “halal-haram”. bahasa asing. Tidak sedikit dari terhormat di atas.
Dalam suatu perbincangan yang bahasa Sansekerta, Arab, Belanda, Kaidah penulisan kata serapan
menyinggung soal ini di WA grup, ada China, Hindi, dan Inggris sudah dari bahasa Arab itulah yang kerap
pendapat cukup semangat. Kira-kira menjadi bahasa Indonesia yang m e m a n c i n g p e r b i n c a n g a n .
begini isinya:“... siapa sih yang dibakukan dan tertuang dalam KBBI. Alasannya cukup “seram” yaitu
merancang KBBI? Bisa jadi tidak Dari semua kata serapan, bahasa jangan sampai penulisan mengubah
semua orang muslim dan tidak Indonesia sangat kaya serapan dari bunyi sehingga dapat mengubah
ahli kaidah bahasa Arab. Bahkan kata bahasa Arab. Mungkin yang makna kata aslinya. Pertanyaannya
bisa jadi lebih dari itu tak peka terbanyak. Sekitar 2.000 sampai kemudian, apakah perubahan itu
dengan kaidah Islam. Kenapa 3.000 kata dalam perkiraan dapat dihindari baik perubahan lafal
standar itu baru ke sini baru wikiwand.com atau sekitar 10 sampai dan arti.
muncul selama ini ke mana?” Nah, 15 % berasal kata serapan bahasa ini. Mempertahankan penyebutan
semangat sekali, bukan? Sampai- Artinya, bahasa Arab cukup atau penulisan seperti kata aslinya
signifikan menyumbang kosa kata.
sampai penyusun KBBI pun digugat. Bisa jadi belum banyak yang m a l a h a k a n m e n i m b u l k a n
Pemicunya memang tidak menyadari, lembaga semisal Majlis kejanggalan berbahasa di samping
sederhana. Dipantik oleh ragam Permusyawaratan Rakyat (MPR) atau kesalahan kaidah. Sebagai contoh
penulisan kata “salat”, shalat, atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kata “madrasah”. Kata ini serapan dari
“sholat”. “Qur'an” atau “quran”. kata “madrosatun” yang telah
“Adzan” atau “azan”. Apalagi kalau semuanya dirangkai kata serapan mengalami perubahan penulisan dan
dari bahasa Arab, bukan asli kata
sudah kata “Allah” atau “Alloh”. pelafalan. Maka penyebutan
bahasa Indonesia.
39
edis 54 Al Ashri