Page 42 - 54 Al Ashri TK & MI.cdr
P. 42

TERAS literasi




                                             Pedoman Transliterasi Arab Latin   Gaya Selingkung
                                          bukan  barang  baru.  Ia  merupakan
                                          produk  keputusan  bersama  (SKB)   Satu  lagi  literasi  yang  berhubungan
                                          Menteri  Agama  dan  Menteri      erat  dengan  pokok  perbincangan
                                          Pendidikan  dan  Kebudayaan  R.I.   adalah soal gaya selingkung. Kadang
                                          Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor:   penilaian  benar  dan  salah  kaidah
                                          0543b/U/1987.  Coba  perhatikan   penulisan  satu  kata  begitu  saklek
                                          tahunnya.  Pedoman  ini  sudah    hanya  karena  belum  mengerti
                                          menjadi rujukan sejak 34 tahun silam.   mengenai gaya selingkung ini.
                                          Jadi, selama ini ke mana saja?       Dalam  literasi  perbukuan,  gaya
        Abdul Mutaqin                        Memang,  kata,  istilah,  atau   selingkung  merupakan  instrumen
        Kepala UPT Perpustakaan MP        kalimat  Arab  yang  ditransliterasi   yang  disepakati  dalam  menerapkan
                                          adalah kata, istilah atau kalimat yang   kaidah ragam tulis, termasuk kaidah
        “Madrasah  Pembangunan”  menjadi   belum  dibakukan  dalam  bahasa   penulisan  kata  serapan.  Biasanya
        benar  daripada  “Madrosatun      Indonesia. Kata, istilah atau kalimat   gaya  selingkung  diterapkan  dalam
        Pembangunan” yang terasa janggal.    yang sudah lazim dan menjadi bagian   kebijakan penerbit terkait  penulisan
           Ada  pula  kata  serapan  yang   dari  perbendaharaan  bahasa    y a n g   d i s e p a k a t i   s e l i n g k u n g
        mengalami perubahan lafal dan arti   Indonesia,  atau  sudah  sering  ditulis   penerbitan tersebut.
        dari lafal dan arti semula. Misalnya,   dalam  tulisan  bahasa  Indonesia,      Contoh,  penulisan  kata  “salat”
        kata  “keparat”.  Dalam  bahasa   tidak  lagi  ditulis  menurut  cara   menurut KBBI belum tentu dipakai di
        Indonesia,  keparat  merupakan  kata   transliterasi.               semua  penerbit.  Bisa  jadi  ada  satu
        makian  yang  kira-kira  bersepadan      Sekilas  saja  membaca  Pedoman   penerbit memilih ragam tulis “shalat”.
        dengan kata “sialan”. Kata itu berasal   Transliterasi Arab Latin, di sana akan   Penerbit lain memilih “sholat”. Ragam
        dari  kata  “kufarat”  jamak  dari  kata   ditemukan  bagaimana  pedoman   tulis tersebut diterapkan pada semua
        “kafir” yang berarti orang kafir. “Logat”   penulisan  mengatur  penulisan   buku-buku  cetakan  mereka  secara
        dalam  bahasa  Indonesia  bermakna   konsonan,  vokal,  maddah  (vokal   konsisten.  Inilah  yang  dimaksud
        dialek  atau  aksen.  Kata  ini  berasal   panjang),  ta  marbutah  (baik  yang   dengan gaya selingkung.
        dari kata “lughatun” yang bermakna   berharakat  hidup  maupun  mati),      Masalahnya,  apakah  penulisan
        bahasa  atau  aksen.  Mungkin  juga   syaddah,  kata  sandang,  hamzah,   kata “shalat” atau “sholat” menyalahi
        banyak yang tidak tahu bahwa kata   lafaz  jalalah,  dan  huruf  kapital.   kaidah KBBI? Tentu. Akan tetapi, cara
        “perlu”, itu berasal dari kata “fardhun”   Silakan  merujuk  pada  Pedoman   penulisan di atas tidak berarti tidak
        yang bermakna harus.              Transliterasi  Arab  Latin  untuk  lebih   boleh  digunakan  sebab  gaya
           Keterbatasan literasi tentang kata   jelas  bentuk-bentuk  penulisan  dan   selingkung juga diakui dalam ragam
        serapan  sering  menjadi  polemik   pelafalan yang dimaksud.        tulis. Nah, biasanya gaya selingkung
        kosakata  yang  tak  perlu.  Selama      Bahasa Arab memang unik. Salah   itu memang tidak melulu harus sesuai
        keterbatasan literasi ini tidak teratasi,   satu keunikannya, ia tidak mengenal   aturan KBBI.
        sepanjang  itu  pula  polemik  akan   huruf kapital seperti huruf Latin. Ini      Kiranya,  bukan  hanya  penulis,
        berulang-ulang.                   sering  diproblemkan,  khususnya   editor,  jurnalis,  atau  pegiat
                                          menyangkut  penulisan  kata  “Allah”.   perbukuan  yang  harus  memahami
        Transliterasi                     Karena  itu,  bagaimana  penulisan   literasi  kosakata  dengan  rajin
                                          yang benar bukan sekadar persoalan   memperkaya  literasi  kata  serapan,

        Lagi-lagi,  perbincangan  “seram”  itu   rasa dan kepemilikan atas keyakinan   Pedoman  Transliterasi,  dan  gaya
        masalahnya  berpulang  pada  literasi   bahwa  bahasa  Arab  adalah  bahasa   selingkung.  Guru  yang  dalam
        kosa  kata.  Keterbatasan  pada   agama, bahasa ilmu, bahasa budaya,   keseharian tidak lepas dari aktivitas
        masalah ini sering menjadi hijab yang   bahkan  bahasa  surga  bagi  umat   t u l i s   m e n u l i s   s a n g a t   p e r l u
        menutup pemahaman bahwa kaidah    Islam.  Paradigma  seperti  ini  kadang   memperkaya literasi ini. Paling tidak,
        penulisan  kata  serapan  dari  bahasa   membentuk  persepsi  sendiri  dalam   dengan  menguasai  literasi  di  atas
        Arab  sudah  ada  pedomannya  yang   pelafalan  dan  ragam  tulis  sebagian   sangat membantu saat guru menulis
        dikenal  dengan  transliterasi  Arab   kalangan.                    atau menelaah soal.
        Latin.                                                              Salam literasi.


        40 Al Ashri
             Al Ashri edis  54
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47