Page 12 - Al Ashri 49.cdr
P. 12

SENI budaya


            Kirana Rahma Dyanti, 5B *

           Menghargai
           Menghargai
           Menghargai

                              Para
                              Para
            Jasa              Para
            Jasa
            Jasa
                              Pahlawan
                              Pahlawan
                              Pahlawan
              Suatu hari Fatimah pergi ke rumah neneknya.
            Karena bosan, Fatimah membaca buku tentang
            “Merah Putih”. Fatimah ingin sekali melihat Ibu
            Kartini, Jenderal sudirman dan soekarno yang asli.
            “Bagaimana  ya,  wajah  asli  para  pahlawan        Setelah  ia  sadar,  Fatimah  berada  di  tempat
            Indonesia?” Tanya Fatimah pada Umi. “Umi juga     yang banyak sekali orang di sebuah lapangan yang
            tidak tahu, Fatimah. Nenekmu yang tahu,” jelas    sangat  besar.  Hingga  membuat  dirinya
            Umi.  Fatimah  hanya  diam  dan  cemberut  saja   kebingungan. Lalu, ia melihat Presiden Soekarno
            karena  Uminya  tidak  tahu  apalagi  Abi  dan    yang  sedang  menatapnya  dan  menyuruhnya
            kakaknya.                                         menaikkan bendera.
              Sesampainya  di  rumah  nenek,  Fatimah           Fatimah pun menaikkan bendera Merah Putih
            langsung  berbaring  di  kamarnya  dan  membaca   yang  dibuat  oleh  Fatmawati.  Ia  benar-benar
            kembali bukunya. Lalu ada yang mengetuk pintu     gembira sekali bisa bertemu Presiden Soekarno,
            kamar Fatimah.                                    Ibu  Kartini,  dan  Jenderal  Sudirman.  Ia  hormat
              Tok!Tok!Tok!                                    pada  bendera  Merah  Putih  dan  Presiden
              “Masuk saja!,“ kata Fatimah.                    Soekarno.
              “Loh, Kok Kakak di sini? Sana! Keluar!” teriak     Tiba-tiba… GEDUBRAK! Fatimah bangun dari
            Fatimah. “Fatimah, kamu kenapa sih? Kok  galak    tidurnya  lalu  tertawa.  “Ini  sebuah  mimpi  yang
            sekali?”  kata  Kakak.  “Aku  kesal,  Kak!'  jawab   sangat  aneh,”  gumam  Fatimah.  Umi  dan  Abi
            Fatimah. “Yang tadi di mobil, ya? Memang kenapa   masuk ke kamar Fatimah. “Fatimah kamu terjatuh
            sih?” tanya Kakak. “Tidak mau, ah!” kata Fatimah.   dari kasur? Kamu tidak apa-apa kan?” tanya Umi
            Akhirnya  kakaknya  keluar.  Fatimah  langsung    khawatir.  “Haha,  tidak  apa-apa  kok  Umi”  ucap
            tertidur karena ngantuk sekali.                   Fatimah. “Solanya tadi Abi dan Umi mendengar
              “Huwaa…Aku  berada  di  mana?”  teriak          ada suara yang jatuh dari kamar kamu,” kata Abi
            Fatimah. Fatimah berada di suatu tempat yang      menjelaskan.
            sangat  berbeda.  Ia  melihat  koran  yang  tertiup     “OOOh, begitu, ya? Kirain Umi mau meminta
            angin. Saat ia membacanya, ia terkejut karena ia   maaf,” kata Fatimah. “Iya, umi minta maaf, ya soal
            berada  di  tahun  1890.  “Seorang  yang  terkenal   yang di mobil,” kata Umi. “Iya, Umi” Kata Fatimah.
            bernama Raden Ajeng kartini,” kata Fatimah.         Seminggu kemudian Fatimah belajar PPKn di
              Karena ia melihat pintu di sebuah tembok, ia    sekolahnya.  Membahas  tentang  para  pahlawan
            berlari sangat kencang. Tiba-tiba ia berada dalam   Indonesia. Lalu Ia semakin menghargai jasa para
            sebuah  penjara.  Ia  bersama  Ibu  Kartini  yang   pahlawannya.  Fatimah  sekarang  sudah  tahu
            sedang  menulis  buku  berjudul  “Habis  Gelap    wajah dan jasa-jasa para pahlawan.
            Terbitlah  Terang”.  Tiba-tiba  Fatimah  pingsan     Sepulang  sekolah,  ia  melihat  awan  yang
            entah kenapa.                                     membentuk muka ibu Kartini, Jenderal Sudirman,
              Kini  Fatimah  berada  di  rumah  jenderal      dan  soekarno.  Ia  ingin  bermimpi  tentang
            Sudirman,  “Waah…”,  kata  Fatimah  takjub.       pahlawan  lainnya  serta  tahu  juga  dengan  jasa-
            Jenderal Sudirman menatap Fatimah, lalu berkata   jasanya.
            “Eh,  kamu  lapar  tidak?  Kebetulan  istri  Bapak   * Juara 1 Lomba Cerpen, Galaksi 2018
            masak  banyak.  Ayo,  sini!”  Seusai  makan
            Fatimah pingsan lagi.

            10      Al Ashri edisi 49
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17