Page 13 - Al Ashri 49.cdr
P. 13
SENI budaya
ma ma ma
Bagian II
Za nZa nZa n menabrak apa. Aku takut terinjak orang-orang
di keramaian ini.
“Nak, kau sudah sadar?” tanya seorang
ma
ma
ma
perempuan yang mirip Mama. Eeh, aku jadi
ada di punggungku. Tak ada keramaian seperti
di bazar, tempat ini tidak familiar, seperti di
Aisya Aulia, 8F bingung di mana aku, aku tak melihat tas yang
Aisya Aulia, 8F
Aisya Aulia, 8F
sebuah klinik.
Sekarang aku ingin ke rumah tapi aku malas, “Di mana aku?” tanyaku, aku sangat
jadi aku berjalan kaki ke lapangan bazar. Di kebingungan. “Kamu tadi jatuh pingsan di
komplekku terdapat sebuah lapangan yang halaman rumah, Ica anakku yang membawamu
memang dikhususkan untuk bazar. Biasanya ke sini.”
setiap bulan akan ada satu atau dua kali bazar. “Ini tanggal berapa ya, kalau aku boleh
Yang aku tahu, sekarang mereka mengadakan tahu?” tanyaku. Entahlah aku ingin bertanya.
bazar dengan tema Jepang. Mungkin saja ada “Tanggal 16, bulan November, tahun 1985.”
tempat yang berisikan game Jepang, mungkin. kata anak itu, tunggu dia bilang tahun 1985.
Di sini ramai sekali, aku sebenarnya malas, tapi “Apa, tahun 1985, kau bercanda, ya?” aku mulai
kalau ada sesuatu berhubungan dengan game membangkitkan badanku.
mungkin aku akan merugi tidak ke sini. “Memangnya apa yang salah denganmu,
Sekarang aku tidak merasa menyesal, karena Nak?” tanya pria itu. “Tidak, kurasa aku butuh
kalau pergi dengan seseorang seperti Kak Kaina istirahat.” Mereka berdua keluar dari ruangan
atau Mama pasti repot. Kalau aku ingin ke suatu ini. Kalau menurutku ini adalah sebuah klinik,
tempat pasti berhenti di tempat lain yang aku meja yang ada lima meter dari kasur ini pasti
tidak suka. Lalu di tengah jalan Kak Kaina akan milik pria itu.
berbicara dengan seseorang yang dia kenal dan Di sana tertulis “Dokter Gio”, tunggu
tidak aku kenal. bukankah Gio itu nama kakekku. Tahun 1985,
Lapangan ini lumayan besar, tapi entah gadis yang mirip mama dan nama sama, pria
mengapa rasanya ini sangat sempit. Mungkin yang bernama Gio. Entah bagaimana tapi,
karena banyak peminatnya, mungkin. Banyak kurasa aku kembali ke zaman dahulu, zaman
makanan Jepang yang bisa dicoba dengan Mama masih muda.
gratis. Aku mengambil sebuah makanan yang Aku tak tahu mengapa semua ini dapat
aku lupa namanya dan rasanya lumayan. terjadi, yang aku tahu aku tertabrak dan semua
Dugaanku benar, ada sebuah tempat yang ini terjadi. Aku ingin pergi dari sini, aku ingin
isinya mainan Jepang. Dari kejauhan aku pulang, aku rindu Mama. Tapi aku tak tahu cara
melihat spanduk yang mempromosikan tempat pulang dari sini, ini seperti teka-teki.
mereka. Bahkan aku melihat bahwa mereka Aku keluar dari tempat ini, klinik ini
menyediakan virtual reality juga, aku belum maksudku. Saat keluar pemandangannya
pernah coba. langsung halaman rumah yang besar. Ada
Letaknya lumayan jauh dari tempatku Mama yang masih muda dan tiga orang
berdiri. Di sini ramai sekali, susah untuk temannya. Mereka sedang bermain di atas
berjalan. Aku berlari membiarkan diriku pohon, benar di atas pohon.
tertabrak orang atau dimarahi orang karena Mama saat muda sangat aktif dan kuat, Dia
berlari di keramaian. Aku sudah terbiasa soal mengangkat lima buku ke atas pohon. Dia
“dimarahi”. menyuruhku untuk naik ke atas pohon. Jujur,
Tiba -tiba aku tertabrak sesuatu yang aku tidak bisa memanjat pohon, jadi aku
sungguh menyakitkan. Aku pusing dan rasanya menggelengkan kepala.
ingin jatuh. Aku bingung sebenarnya aku Dia menyuruhku mengambil tangga yang
Al Ashri edisi 49 11