Profil Madrasah Pembangunan

Blog Details

Seminar Pendidikan: Transformasi Mewujudkan Madrasah Abad 21

Sabtu (1/2), diselenggarakan Seminar Pendidikan dengan tema “Transformasi Mewujudkan Madrasah Abad 21” di Aula Mukti Ali Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Acara tersebut masih merupakan rangkaian HUT ke-46 MP, setelah sebelumnya dilaksanakan Tasyakuran dan Seminar Parenting (Kelasnya Orang Tua). Seminar Pendidikan ini diikuti oleh dewan guru MP UIN Jakarta, perwakilan guru-guru DKI Jakarta, serta perwakilan IGI. Ada pun yang menjadi pembicara pada seminar kali ini adalah Drs. H. Moh. Komarudin, M.Pd.I., Danang Hidayatullah dan Setiyo Iswoyo. Acara berlangsung selama kurang lebih 4 jam.  

 

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan, Drs. H. Moh. Komarudin, M.Pd.I., menyampaikan bahwa pendidik dituntut untuk berkemauan terus belajar dan berkembang, serta mampu beradaptasi dengan  Revolusi Industri 4.0 dan menjadi bagian dari madrasah yang mampu berkompetisi. 

 

Senada dengan Drs. H. Moh. Komarudin, M.Pd.I, Danang Hidayatullah, peraih Padmamitra Award 2019 kategori pendidikan menyatakan bahwa  guru harus mampu bersaing dengan “digitalisasi” yang memang menjadi zamannya peserta didik. Pendidik, mau tidak mau, suka tidak suka harus mampu menjawab tantangan yang ada saat ini. 

 

Narasumber lain yang juga tidak kalah memotivasi peserta adalah Setiyo Iswoyo. Beliau merupakan motivator dan konsultan pendidikan. Dengan pembawaannya yang dinamis, Pak Is, panggilan akrabnya, mampu membuat suasana seminar menjadi santai namun tetap serius. Selain itu beliau mampu menyentuh sisi spiritual yang mengingatkan kembali tentang hakikat seorang guru.

 

Peserta seminar, Hilmawati menginformasikan bahwa ada dua kata kunci dalam seminar ini,  yaitu perubahan dan hati. Karena dunia berubah maka kita harus mengimbangi perubahan zaman abrakadabra (mengutif istilah mas Danang) dengan mendinamiskan diri tanpa henti. Selanjutnya mendidik mereka dengan hati, "mendidik berarti menyiapkan hati untuk legowo menerima kondisi anak-anak, memanusiakan, berhusnuzdon, dan menyertakan mereka dalam setiap doa," imbuhnya.

 

Ilmu terus berkembang begitu pula dengan teknologi. Sebagai pendidik, harus mampu menjadikan disrupsi sebagai kawan. [im]